Minggu, 18 Oktober 2009

THE GREAT OF IMPRESSION

Perjalanan sebuah mahakarya, memang harus melalui rimbun belantara yang tak akan ada batasnya. Sejauh mata memandang, sejauh itu belukar pengahalang harus dipinggirkan hingga sang pejalan kaki bisa melewati proses menuju sasaran yang dikehendakinya.

Seorang pelukis, ibarat pejalan kaki yang menempuh perjalanan ruang ide yang semakin dimasukinya, semakin tak sampai apa yang hendak dicapainya. Menurut, persepsi Carl Gustav Jung (1875-1961) seorang psikolog kenamaan dunia, merupakan hutan ketidaksadaran kolektif yang dimiliki setiap manusia. Hutan itu bisa kita rasakan dalam bentuk bayangan gelap (shadow) dan untuk membentenginya kita pun mewarisinya dalam konten budaya yang kuat sejak turun temurun.



Efek shadow, bagi sang pelukis dalam kondisi jenuh berekspresi dalam ruang terbatas akan mencari objek di luar ruangan (spasial), sehingga ia akan menangkap siluet suatu kejadian yang membekas dalam konfigurasi arketipe persona. Dan, bentuknya pun impresif.

Demikianlah, sosok Karyana. Pelukis muda kelahiran Mataram, 41 tahun lalu. Dalam perjalanan tematik bebasnya, menemukan pencitraan dunia impresionisme seni lukis di atas media kertas. Ia menggunakan cat air, pigmen dan tinta dalam merekam panggung realitas yang dilihatnya langsung, menyentuh kesadaran personalnya dalam episode per episode. Kendati pun, ia kini, berkubang dalam mazhab impresionisme, bukan berarti romantismenya tak kuat. Bukti otentik yang diteriakkan pada dunia, ia mampu melukis realis cukup kuat dengan teknik kesulitan yang tinggi. Melukis di atas media kertas menggunakan pastel ( Lukisan Ajik dan Meditation).

Orang mengenal, sebelum era impresionisme melanda dunia. Konsep romantisme menjadi milik setiap orang, setiap lapisan bahkan masuk ke ranah aktivitas sosial.Impresionisme adalah suatu gerakan seni dari abad 19 yang dimulai dari Paris pada tahun 1860an . Nama ini awalnya dikutip dari sebuah lukisan mahakarya Claude Monet , " Impression, Sunrise " ("Impression, soleil levant") .

Karakteristik utama lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah (bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam karena dianggap bukan bagian dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada kualitas pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut pandang yang tidak biasa. Impresionisme menjadi pelopor berkembangnya aliran-aliran seni modern lain seperti Post-Impresionisme , Fauvisme , and Kubisme .

Lukisan Karyana memiliki ciri khas, goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan kemudahan pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya,warna diperoleh dengan pencampuran pigmen cat ,bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak digunakan sebagai bayangan),cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna, berikutnya,mengusahakan sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian diterapkan di dalam lukisan dan dikerjakan di luar ruangan.


Uniknya, Karyana yang terobsesi dengan model impresionisme ini, tidak menafikan warna hitam (ink) sebagai campuran warna komplementer sehingga ia menjadi tegar dalam berkarya. Kendati masih muda ia telah menunjukkan kapabilitas sebagai pelukis aliran impresionisme masa depan yang berbeda dari pelukis impresionisme lainnya.(PutuSugihArta09)